A. PENDAHULUAN
Pesatnya
perkembangan teknologi pada masa sekarang-sekarang ini telah banyak memudahkan
kehidupan manusia pada berbagai sektor,
diantaranya sektor pendidikan, sektor ekonomi, sektor politik, dsb. Kemajuan
teknologi tak dapat dihindari karena kemajuan teknologi senantiasa beriringan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi sebenarnya merupakan piranti
pendukung kemampuan manusia dalam mengembangkan kemampuan yang ada pada
dirinya, terlepas bahwa teknologi adalah hasil karya manusia itu sendiri. Sebagai
efek dari perkembangan dunia yang serba digital, dunia pun bak tak dibatasi
jarak dan waktu. Dimana pun, kapan pun, dan siapa pun dapat dengan mudah
berinteraksi dengan sesamanya dalam hitungan milidetik dengan hanya
memanfaatkan gelombang radio. Namun perkembangan teknologi yang begitu drastis
ini menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh sebagian orang yang
telah hanyut dalam kemudahan yang telah diberikan oleh teknologi. Teknologi yang kini menjadi kekuatan otonom
yang baru pun seperti ‘membelenggu’
perilaku dan gaya hidup bangsa ini. Kini karakter bangsa kian terkikis,
indonesia seperti kehilangan jati dirinya. Pendidikan karakter yang senantiasa
digembar-gemborkan seakan percuma karena imbas dari teknologi yang kemajuannya
mengalahkan segalanya . Namun apabila kita menggunakan teknologi lebih
bijaksana kita tidak akan mudah terbelenggu oleh kemudahan dan keinstanan yang
diberikan oleh teknologi.
B. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Kini
gencar dibincangkan pendidikan karakter (character building). Karakter
merupakan ciri khas yang menjadi pembeda antar individu satu dengan individu
lainnya, kelompok satu dengan kelompok lainnya, bangsa satu dengan bangsa
lainnya. Banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya sebuah karakter atau ciri
dari suatu bangsa/individu/komunitas tertentu diantaranya :
1.
Bawaan sejak lahir
2.
Lingkungan
3.
Pendidikan
4.
Agama
5.
Buku yang dibaca
Dalam Islam karakter merupakan akhlaq,
sedangkan akhlaq dalam islam sendiri dijelaskan :
Menurut bahasa
akhlak berasal dari kata Al-Khulq yang artinya tabiat, kelakuan, perangai,
tingkah laku, adat kebiasaan, dan malah akhlak juga bisa berarti agama itu
sendiri.
Menurut istilah
akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu
dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian, dan paksaan.
Dalam sabda Rasulullah SAW dijelaskan
bahwa :
“Sesungguhnya ada segumpal daging dalam tubuh manusia,
jika daging itu baik menjadi baiklah tubuh orang itu, dan apabila daging itu
busuk maka menjadi busuklah tubuh. Segumpal daging itu ialah hati.”
Dengan
kata lain, akhlak ialah suatu system yang menilai perbuatan lahir dan batin
manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup
antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam
interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia
dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin dan
dengan alam sekitar.
2.
KEMEROSOTAN AKHLAQ ATAU KARAKTER BANGSA INDONESIA
Gejala kegagalan bangsa indonesia
mendidik karakter bangsa kini kian tampak. Karakter bangsa yang dahulu saat
dijunjung keagungannya seakan runtuh diterpa angin yang terlalu bebas, budaya
kebarat-baratan yang dianggap ‘wah’ dan agama yang dianggap ‘kolot’ kini
mewarnai paradigma generasi muda. Pendidikan karakter yang kini sedang gencar
diseminarkan seperti dianggap angin lewat bagi sebagian orang. Miris memang jika
harus melihat dan berkaca bagaimana rusaknya karakter bangsa ini. Dibeberapa
lembaga survei dapat dilihat bahwa indonesia menempati posisi atas dalam
mengakses situs pornografi yang kini anak di bawah umur pun dapat mengaksesnya
dengan mudah, korupsi yang kian merajalela, Praktek plagiasi atas hak cipta,
perjokian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN), perjokian ujian
nasional (UN), dan praktek korupsi yang kental mewarnai kehidupan kenegaraan
kita, hukum yang dapat dibeli dengan uang, korupsi skala mikro dan makro pun
telah bermunculan di kalangan masyarakat terutama perdagangan, pendidikan moral
yang tidak diimbangi dengan perbaikan moral, kejahatan yang kian bervariasi,
dan pergaulan yang terlalu bebas.
Pendidikan
karakter yang memiliki visi memperbaiki karakter bangsa dengan misi-misinya
yang begitu apik seakan percuma dengan berjubelnya tontonan-tontonan,
bacaan-bacaan, dan lagu-lagu yang kurang mendidik dan justru memperburuk
kondisi bangsa yang sedang menderita penyakit degradasi moral. Kejujuran yang
dahulu dijunjung tinggi, kini dianggap sesuatu yang tabu dan kolot. Mereka yang
berlaku dan bertindak jujur dijauhi dan dianggap sebagai penghianat, sedangkan
mereka yang berani berbohong adalah sahabat setia mereka.
Telah tampak jelas kerusakan karakter
bangsa yang begitu kronis. Pendidikan karakter yang tidak sinkron dengan apa
yang terjadi pada realita membuat para pendidik berputus asa dan bertanya dalam
hati “apa yang harus dilakukan lagi?”. Namun apakah kita harus diam saja? Tentu
tidak
Allah berfirman :
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
3. UPAYA
PERBAIKAN
Allah tidak akan memberikan
suatu cobaan bagi umatnya di luar batas kemampuannya, seperti firman-Nya dalam
surah Al-baqarah ayat 286
Artinya :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami
apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum
yang kafir."
Akhlaq
memiliki kedudukan yang penting dalam islam, seperti dalam sabda Rasulullah SAW
bahwa “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Dengan adanya sabda Rasulullah ini dapat digaris bawahi bahwa fungsi Islam
salah satunya adalah memperbaiki akhlaq umatnya. Memang memang untuk berbuat
sesuatu yang baik memerlukan pengorbanan dan mental yang kuat. Apalagi di masa
yang semakin gila ini hal yang baik justru dianggal nyeleneh, sungguh ironis.
Seperti dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 105 dan hadist yang
diriwayatkan Abu Dawud
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, Tiadalah orang yang sesat itu
akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya
kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan. ( QS Al-Maidah: 105)
“Bahkan perintahkanlah oleh kamu
sekalian untuk berbuat amar ma’ruf nahi mungkar, sehingga jika engkau telah melihat
manusia mentaati sifat kikir, hawa nafsu telah liar diumbar, dunia diutamakan,
dan setiap orang yang mempunyai pendapat (pemikiran) telah bangga dengan
pendapatnya sendiri, maka hendaklah kalian menjaga diri kalian sendiri dan
meninggalkan orang-orang awwam, karena sungguh setelah itu akan ada hari-hari
(yang sulit dan berat)(sehingga karena sulit dan beratnya) orang yang sabar (di
dalam memegang kesepakatan atas kebenaran) ibarat menggenggam bara api. Orang
yang beramal (pada zaman itu, mendapatkan pahala) seperti pahala lima puluh
kalinya orang yang beramal diantara kamu sekalian.” Dalam riwayat
lain ada tambahan, “Para
shahabat ketika itu bertanya kepada Rasulullah, “Lima puluh kalinya kami atau
mereka?” Rasulullah menegaskan, “Bahkan lima puluh kalinya kamu sekalian (yakni
para shahabat)” (Hadist Riwayat Abu Dawud)
Begitu
amat tinggi kedudukan akhlaq di mata Islam. Memang tak mudah memerangi karakter
bangsa yang kian rusak ini. Namun usaha dan upaya dengan izin dan Ridha Allah
SWT pasti akan menemui titik terang bagaimana memperbaiki karakter bangsa ini.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki karakter bangsa
diantaranya :
1.
Mengenalkan pendidikan agama
pada anak usia dini
2.
Memberikan contoh dan
tauladan yang baik sejak anak usia dini
3.
Menghilangkan segala bentuk
pornografi yang ada di film, sinetron, novel-novel, dan buku-buku pelajaran.
4.
Mengimplementasikan
pendidikan karakter pada kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
5.
Peleburan budaya mencontek.
6.
Membina kejujuran sejak
dini.
7.
Hukum lebih ditegakkan.
8.
Menjauhi gaya hidup
westrenisasi.
9.
Selalu mendekatkan diri
kepada Allah SWT
10. Mengoptimalkan
pendidikan karakter beserta aplikasinya.
4.
PENDIDIKAN KARAKTER YANG
DIDAMBAKAN
Memang pendidikan
karakter yang kini sedang booming tanpa adanya kesadaran dari masyarakat itu
sendiri akan menjadi hal yang sia-sia. Pendidikan karakter seharusnya bukan
hanya ibarat seminar yang didalamnya terdapat narasumber dan audience,
narasumber memberikan materi mengenai apa yang dimaksud dengan karakter, dan
ini, dan itu. Namun pendidikan karakter yang sesungguhnya adalah memberikan
kesempatan bagi siswa atau mahasiswanya tersebut salah tetapi tidak membiarkan
siswa atau mahasiswanya berbohong demi memperoleh hasil yang baik. Rasanya
percuma apabila pendidikan hanya menghargai makna sebuah nilai yang tidak
diketaui dimana asalnya ketimbang sebuah kejujuran. Tanpa sadar bangsa
indonesia telah dididik sejak di bangku sekolah dasar tentang ‘contek-mencontek’
bahkan beberapa oknum guru ikut terlibat didalamnya dan menghalalkan
contek-mencotek dalam Ujian Nasional. Apakah ini yang dinamakan pendidikan yang
baik?
Banyak pihak yang sadar akan
buruknya kualitas pendidikan di negara ini, namun itu hanya sebagian kecil
saja. Sebagai generasi muda selayaknya kita lah yang mengubah karakter bangsa
ini. We are the agent of change, change for good indonesian people. aamiin
C. SIMPULAN
Gejala kegagalan bangsa indonesia
mendidik karakter bangsa kini kian tampak. Karakter bangsa yang dahulu saat
dijunjung keagungannya seakan runtuh diterpa angin yang terlalu bebas, budaya
kebarat-baratan yang dianggap ‘wah’ dan agama yang dianggap ‘kolot’ kini
mewarnai paradigma generasi muda. Namun sebagai
generasi muda selayaknya kita lah yang mengubah karakter bangsa ini. We are the
agent of change, change for good indonesian people.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk
memperbaiki karakter bangsa diantaranya :
1.
Mengenalkan pendidikan agama
pada anak usia dini
2.
Memberikan contoh dan
tauladan yang baik sejak anak usia dini
3.
Menghilangkan segala bentuk
pornografi yang ada di film, sinetron, novel-novel, dan buku-buku pelajaran.
4.
Mengimplementasikan
pendidikan karakter pada kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
5.
Peleburan budaya mencontek.
6.
Membina kejujuran sejak
dini.
7.
Hukum lebih ditegakkan.
8.
Menjauhi gaya hidup
westrenisasi.
9.
Selalu mendekatkan diri
kepada Allah SWT
10. Mengoptimalkan
pendidikan karakter beserta aplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment